Kisah-kisah Tak Nyaman di Gerbong KRL WanitaTags: Technology - Transportation - Activity - Controversy |
V551 UserID: 225286 |
---|---|
Jakarta - Kejadian yang dialami Nur Komalasari (25) cukup membuat miris. Alhamdulillah, perempuan yang hamil 6 minggu ini tak keguguran. Namun, luka di kakinya mengeluarkan darah karena tergesek-gesek penumpang lainnya di gerbong wanita. Nur selama di kereta berdiri. Nur juga sempat jatuh didorong perempuan lain saat turun di Stasiun Cawang, Jakarta pagi tadi pukul 07.00 WIB, Jumat (3/10/2014). Darah yang keluar dari luka di kaki sempat disangka darah karena keguguran. Setelah dicek dokter, kandungan Nur aman. Namun lepas dari tragedi yang dialami Nur di gerbong khusus wanita, ada juga cerita-cerita lainnya. Justru banyak perempuan yang tak nyaman dengan ulah sejumlah perempuan yang tak ramah dengan sesama kaumnya. Berikut kisah yang disampaikan pembaca ke redaksi@detik.com. 1. Ada yang Pura-pura Tidur Pakai Earphone Pengalaman Ayu Guritno mungkin dialami perempuan lain. Dia merasa sesama penumpang perempuan tidak ada toleransi. "Sesama wanita malah nggak toleran," jelas Ayu. Suatu hari, dia naik gerbong wanita dengan membawa dua anak, dan salah satunya balita. Tapi tak ada yang memberi tempat duduk pada dia dan anak-anaknya. "Entah tidur, pake earphone kenceng banget. Nggak berasa perempuan dan belum pernah hamil dan punya anak kayaknya, atau nggak mikir kalau ibunya sendiri gimana. Terutama saya perhatikan yang muda-muda Yang ibu-ibu berusia paruh baya ke atas nggak ngasih karena merasa sudah tua dan berhak, yang muda merasa berhak karena sudah bayar, dan duduk bukan di bangku prioritas," ungkap Ayu. "Belum lagi, kalau naik-turun dorong-dorongan. Atau tidak mau masuk kedalam, sehingga penumpang nggak bisa naik. Anehnya, di gerbong umum nggak gitu-gitu banget. Malah banyak yang pengertian. Mungkin bapak-bapak itu kebayang istri/anak perempuannya sendiri. Percaya atau nggak, penumpang kereta ekonomi (penumpang eks kereta ekonomi) lebih bermartabat, akrab, dan toleran daripada penumpang KRL AC," urai Ayu yang biasa naik kereta dari Bogor. 2. Perempuan yang Merangsek Duduk Seenaknya Kisah lain di gerbong khusus wanita diceritakan Ayesya. Suatu hari dia naik kereta dari Stasiun Manggarai. Dia memilih kursi di gerbong perempuan. "Saya hendak naik di stasiun manggarai, setelah kereta datang sayang langsung memilih gerbong wanita karena saya tak perlu bersinggungan dengan penumpang pria. Saya menemukan space kosong untuk diri saya sendiri, lalu saya pun menuju kearah tersebut," ujar Ayesya. "Ketika sudah duduk tiba tiba seorang wanita bertubuh gemuk langsung merangsek duduk persis di samping saya padahal kursi telah terisi dan saya tidak duduk di kursi khAlhasil, lanjut Ayesya, dia mengalah berdiri dan perempuan itu tetap duduk dengan tanpa bersalah. "saya tidak peduli jika ia ingin merebut kursi tersebut, tetapi nenek tua itu pun tertiban tubuhnya. mungkin untuk pembelajaran bagi kita semua, meminta kursi baik baik tanpa aksi meniban atau sebagainya, apalagi ada lansia," tutur Ayesya. 3. Para Wanita di Gerbong Wanita Tak Beperikewanitaan Julia mengisahkan pengalamannya di gerbong khusus wanita yang tak mengenakkan. Menurutnya di jam-jam sibuk, pagi dan sore, muatan KRL seperti ikan teri di dalam toples. "Penuh luar biasa hingga bergerak saja nyaris tak bisa. Bila hal demikian terjadi di gerbong campur tentu rasanya jengah karena harus beradu bahu, punggung, paha dengan lawan jenis. Jadi adanya gerbong khusus wanita, lagi-lagi merupakan hadiah berharga dari KRL bagi para wanita. Sayangnya, para wanita yang menaiki gerbong ini makin lama makin tidak berperi-kewanitaan dan cenderung tidak berperi-kemanusiaan lagi," ungkap Julia. Julia memberikan gambaran kerasnya 'persaingan' di gerbong wanita.Begitu kereta datang, maka bisa dipastikan kita akan terdorong bahkan bisa nyaris terlempar bila diam saja. Kadang terpaksa karena kalau tidak, kita yang celaka, terpaksa harus juga mendorong balik. "Kadangkala saya merasa, pengisi gerbong wanita itu lebih kejam. Tadi pagi saja, saya dan seorang nenek nyaris terjepit tertindih orang-orang di belakang kami yang berebut mau masuk gerbong. Sampai kami berdua menempel ke dinding luar gerbong kereta. Saya menjerit marah sementara nenek disebelah saya sudah tidak bisa lagi mengeluarkan suara," urai dia. "Tapi, tak ada yang peduli, semua tetap berebut untuk masuk. Jadi bukan mustahil akan ada yang terdorong jatuh. Herannya, bila itu terjadi dalam kondisi kereta penuh, meski tidak manusiawi, tapi paling tidak ada alasan yang mendukung," tutup dia.usus ibu hamil atau lansia. Tanpa banyak kata ia pun menindih tubuh saya dan orang di samping saya yaitu nenek tua," jelasnya http://news.detik.com/read/2014/10/0...ong-krl-wanita Quote: Galery Gerbong Wanita Spoiler for Open: Spoiler for Open: Spoiler for Open: Spoiler for Open: Spoiler for Open: Spoiler for Open: Spoiler for Open: Spoiler for Open: Quote: Komentar TS dari yang TS alami dan observasi selama menjadi pengguna jasa komuter line 1. Gerbong wanita selalu lebih kosong dibanding gerbong umum, mungkin karena letaknya di ujung tetapi juga karena peluang diberi kursi wanita lansia atau ibu hamil bahkan ibu muda lebih besar di gerbong umum sehingga mereka lebih memilih gerbong umum. sorry to say beberapa wanita itu selalu meminta pria menghormati mereka tetapi mereka tidak menghormati kaumnya sendiri (didalam komuter line). 2. beberapa wanita itu selalu tergesa2 kalo turunatau naik, tabrak sana tabrak sini, gak cool kayak gw ( cowok), gw sering dah berdiri didepan pintu komuter sering di selak wanita entah paruh baya atau masih muda, sebagai pria tentu mengalah dan mendahulukan wanita walau hal ini membuat gw bete juga. sekarang bayangkan wanita model gini di kumpulkan dalam satu gerbong??? its a jungle in there 3. gw pernah masuk gerbong wanita karena kereta udah mau jalan, dan ketika kereta berjalan gw juga berjalan untuk pindah ke gerbong umum, beberapa wanita menatap tajam seolah tidak menginginkan kehadiran gw di gerbong mereka ternyata itu sudah menjadi semacam dunia mereka yang tidak boleh satupun pria memasukinya 4. sepertinya sudah tidak perlu pemisahan gerbong lagi seiring semakin banyaknya penambahan kereta dan gerbong, dan banyak wanita pun lebih senang di gerbong umum sehingga gerbong wanita lebih sering terlihat kosong dibanding gerbong umum. Quote: Curhat Komuter Wanita Quote:Original Posted By thesimsaddict ► Hahaha.. Gue perempuan dan sebisa mungkin gue menghindari gerbong wanita ini. Gue belum lama naiK KRL memang, tapi memang paling berasa nggak enaknya naik gerbang wanita ini. Pernah gue naik, udah kegencet-gencet, berdiri (atau nemplok?) deket jendela, petugas ngasih tau ada yang kakinya sakit sehingga yang duduk tolong untuk ngasih tempat duduknya. You know what komentar perempuan-perempuan disana? "Kalau kakinya sakit ya tau diri dong, nggak usah naik kereta apalagi jam-jam sibuk gini." Yassalam.. Gue pribadi kalau kaki sakit atau hamil memang akan lebih memilih nggak naik kereta, tapi itu karena gue masih mampu untuk naik kendaraan lain dan memilih kenyamanan dan keselamatan kandungan gue. Dalam kasus mereka memang terpaksa, apa iya pantes dikomentarin seperti itu. Dan ditambah lagi ada komentar kalau udah penuh, gerak aja nggak bisa. Ya emang sih, pepes mampus tuh dalam gerbong wanita. Kadang suka cerita ke suami yang juga bareng naik KRL tapi di gerbong berbeda kalau gerbong penuh banget dan pak suami cerita kalau gerbongnya nggak sepenuh itu. Tepi memang, wanita hamil kalau diberi tempat duduk memang nggak pernah ada ucapan terima kasih. Yah, atas nama etikalah sudah diberi kemudahan. Kejadian juga sama gue, kebetulan tadi dapat bangku di prioritas. Memang belum rezeki, sebelum kereta berangkat ada wanita hamil. Tanpa diminta gue langsung berdiri ngasih tempat. Man, boro-boro ngucap terima kasih, lah mukanya lempeng aja kyak gue hina banget duduk di bangku itu. Ya, nggak terlalu masalah buat gue, sih, tapi alangkah enaknya bila membiasakan diri mengucapkan terima kasih. Toh lagi hamil juga baiknya jaga-jaga sikap dan perilaku. Biar lancar, hehehe.. Sejauh ini, kalau nggak kepaksa karena kereta udah mau jalan, gue paling males masuk gerbong wanita. Mending gue satu gerbong sama abang-abang tanah abang, deh. Seringnya mereka lebih pengertian ketimbang wece-wece gerbong khusus itu. Eh maap ternyata panjang. Anggap aja sharing (kalau nggak mau dibilang curhat).. |
Miris! Kisah-kisah Tidak Nyaman dan Kurang Manusiawi di Gerbong KRL Wanita |
Source: http://www.kaskus.co.id/thread/542e4f4dbfcb179a598b4575/kisah-kisah-tak-nyaman-di-gerbong-krl-wanita | Category: News Info |
Home
»
Miris! Kisah-kisah Tidak Nyaman dan Kurang Manusiawi di Gerbong KRL Wanita