Anak Divonis TBC(INI THREAD SERIUS) Ketika Dokter "Abal Abal" Memvonis Penyakit Seenak Jidatnya
kandang.naga-8299945
Quote:Semua orang tahu bahwa yang namanya dokter. Adalah profesi mulia yang karena keilmuannya dianggap sebagai penolong bagi mereka yang membutuhkan pertolongannya secara benar, professional, bertanggung jawab, dan tersumpah.

Banyak orang bilang katanya jadi dokter itu gak gampang.....Mesti pinter (kadang pinternya pake banget kadang juga enggak).

Katanya juga mau jadi dokter itu harus kaya, karena butuh biaya besar selama pendidikannya (apalagi yang lewat jalur belakang). Bagi mahasiswa/i yang dapet beasiswa soal biaya mungkin gak terlalu masalah asal otaknya memang bener bener encer.

Anggaplah itu sebagai basa basi pembuka untuk point penting selanjutnya.........Seperti yang akan gua bahas di bawah ini :

Quote:Penting untuk diingat! "Ketika dokter "Abal Abal" Memvonis Pasien Seenak Jidatnya" adalah judul thread yang sengaja gua tulis dalam keadaan sadar, sebagai penguat dari beberapa artikel yg sebelumnya sudah ada dan banyak beredar di internet. Supaya KASKUSer di sini juga tau......

Tau bahwa gak semua dokter itu otaknya encer, bahwa gak semua dokter itu professional, dan gak semua dokter itu mengerti dan menguasai ilmu kedokteran yang mungkin dulu pernah diajarkan kepadanya.........

Salah satunya seperti kasus yang diduga salah diagnosa yang terjadi pada anak kesayangan gua :

Pada pertengahan bulan Agustus 2016, kemarin. Setelah sibuk dengan berbagai macam kegiatan di sekolahnya, sudah semingguan anak gua yang berusia 7 tahun terlihat rada kurang bersemangat (lemah, letih, lesu, kurang nafsu makan, pipisnya tersendat sendat dan sakit).

Akhirnya pada hari Minggu, tanggal 21 Agustus 2016, anak gua pun dibawa ke salah satu klinik yg lokasinya tidak jauh dari rumah gua......

Di klinik itu ada tiga orang dokter umum yang biasa melakukan praktek. Yang pertama adalah seorang dokter (paling senior) bernama dokter W****ni, kemudian ada lagi dua orang dokter pengganti.

Sesampainya disana kebetulan saat itu gua ketemu sama dokter pengganti bernama dr. ***a, Lalu gua sampaikan keluhan anak gua ke dokter tersebut. Bla bla bla bla bla bla.........

Kata dokter, anak gua hanya kecapean dan ada sedikit infeksi kandung kemih, kemudian diberi obat antibiotik dan obat demam. Lalu gua pulang dengan harapan semoga lekas sembuh......

Dan besoknya pada hari Senin, tanggal 22 Agustus, ternyata kondisi anak gua belum begitu stabil atau normal (terutama pipisnya juga relatif masih terasa sakit).

Lalu dibawa lagi oleh ibunya ke klinik tersebut untuk kontrol yg kedua kali. Sesampainya di klinik tersebut istri gua ketemu dengan dokter senior bernama W****ni (bukan dokter ***a lagi).

Setelah konsul yang kedua kali dan Bla bla bla........Kemudian dokter W****ni menyuruh anak gua untuk melakukan tes darah di lab klinik miliknya dengan hasil sbb :

Spoiler for :
Diagnosa

1. Leukosit : Hasil 11.000

2. LED : Hasil 25

3. Pap TB lgG/lgM : +/Positif

Dan setelah itu seorang dokter yang katanya sudah berpengalaman dengan jumlah pasien yang banyak banget (pantesan tajir) langsung memvonis bahwa anak gua positif terkena TBC (bahasa halusnya TB, KP, atau Flek Paru).

Muke gile bray........Emoticon

Quote:Lu Bayangin Bray...Bayangin!

Hanya dengan modal hasil tes darah yang menurut gua kurang lengkap, tanpa melakukan serangkaian pengujian lainnya seperti TES MANTOUX, FOTO TORAX, dan UJI LABORATORIUM LAINNYA SECARA KOMPREHENSIF, seorang dokter bisa dengan mudah, dan terburu buru memvonis anak gua terkena penyakit TBC.

Dan anak gua pun "dipaksa" (dalam tanda kutip) untuk terapi selama 6 bulan. Bisa di bayangin bray.....Anak kecil umur 7 tahun harus minum obat yang jumlahnya banyak banget selama 6 bulan tanpa putus. Bayangin!

Iya kalo bener anak gua kena TBC, KP, FLek Paru, Kelenjar, atau apalah namanya.........Lah kalo salah diagnosa gimana coba? Emoticon

Dan setelah semingguan anak gua minum obat TBC yg diberikan oleh dokter tersebut, entah kenapa perasaan gua jadi gak enak dan gua punya firasat bahwa ini rada gak beres...............Jreng jreng jreeeeng akhirnya dengan segala pengetahuan dan pengalaman yang gua miliki, gua bawa anak gua ke Rumah Sakit besar di Serang Banten.

Quote:RSU Banten

LANGKAH LANGKAH DAN PROSES SELAMA DI RSUD PROVINSI BANTEN

1. Pertama gua bawa anak gua ke bagian poli anak, dan bertemulah gua dengan seorang dokter spesialis anak yang masih muda, cantik, baik, dan komunikatif. Bernama dr. Ihat Sugianti, Sp.a

Di ruangannya gua ceritain semua yang terjadi mulai dari A sampai Z. Gua bilang sama dokternya "Dok saya ingin anak saya dilakukan UJI TUBERKULIN (Tes Mantoux), lalu TES DARAH LENGKAP DI LABORATORIUM, kemudian jika perlu lakukan juga FOTO RONTGEN (Torax)."

Dan dokter spesialis pun menjawab"Iya saya faham, sementara di stop dulu dan buang semua obat TBC (OAT) yang diberikan oleh dokter kemarin, yuuk kita lakukan itu!"

2. Akhirnya anak gua pun di tes mantoux, kemudian diperiksa lagi darah dan urinenya di laboratorium secara lengkap.

3. Setelah semuanya selesai, kami balik ke rumah sambil menunggu hasil tes mantoux dan darah/urine

Tiga hari kemudian, gua dan anak gua berangkat lagi ke RSUD Banten untuk melihat semua hasil uji dan tes laboratorium. Maka bertemulah gua dengan dokter spesialis anak yang lain (yang ini juga cantik bray, masih muda banget dan wajahnya unyu unyu bikin gemes). Emoticons

DAN HASILNYA ADALAH :

Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan ulang di laboratorium dan Tes mantoux, plus pemeriksaan fisik dan wawancara, Dokter spesialis anak yang bernama Cherie Nurul Faried Lubis, M. Ked, Sp.a mengatakan dengan keyakinan yang tegas bahwa anak gua dinyatakan negatif TBC. Anak gua sehat bray, sehaaaaaaaaaat........!!!!!!!! Emoticon

Dua orang dokter spesialis anak menyatakan bahwa anak gua tidak terkontaminasi oleh bakteri TBC. Alhamdulillah seneng banget gua dengernya bray....................
Emoticon

Quote: Begitulah ceritanya, lalu hikmah apa dibalik ini semua?

Intinya adalah :


Testimoni
Testimoni

1. Bahwa dari beberapa kasus yang pernah gua denger ternyata masih banyak dokter "Asbun" terutama di daerah terpencil yang dengan mudahnya memvonis TBC/TB/KP/Kelenjar kepada seseorang terutama anak anak.

2. Untuk menyatakan bahwa anak kecil memiliki dan atau berpotensi positif terkena TBC tidak bisa sembarangan.

Gejala TBC pada anak kecil sangat berbeda dengan orang dewasa (agak sulit untuk menegakan diagnosa pada anak). Karena tidak memiliki gejala yg khas sebagaimana orang dewasa.

Setidaknya harus melakukan beberapa tahapan pengujian laboratorium seperti Anamnesa, uji darah lengkap, tes mantoux, foto rontgen, dan pemeriksaan fisik anak. Atau biasa disebut dengan metode "Sistem Scoring".

3. Jadilah orangtua yang kritis dan berpengetahuan agar kita tahu apa dan bagaimana yang harus kita lakukan terhadap anak anak kita dengan cara yang benar.

4. Jangan langsung percaya pada salah satu dokter saja, lakukan dan cari "second opinion" kepada dokter yang lain agar mendapatkan informasi yang lebih lengkap dan benar

Quote:Beberapa foto dan gambar diambil dan diolah dari berbagai macam sumber di internet. Dan dipergunakan sebatas untuk informasi belaka.
Quote: BEBERAPA TESTIMONI DAN KOMENTAR KAKSUSER :
Spoiler for Open:
Quote:Original Posted By BioPertamax
Saya pengalaman dengan anak saya waktu bayi, demam tinggi sampai 41c, masuk salah satu RSIA besar. Dokter gak bisa diagnosa. Coba antibiotik A, malah reaksi alergi. Ganti antibiotik B. Gak ada perkembangan positif. Dikasih ibuprofen terus supaya demamnya turun. Rawat inap. Setelah satu minggu rawat inap tanpa perkembangan sama sekali, dan anak saya menderita, akhirnya atas saran keluarga yang juga dokter, kita pindah rumah sakit. Dapat rekomendasi untuk ke dokter spesialis lulusan UI dan luar negeri.

Akhirnya pindahlah ke salah satu RS termahal di Jakarta untuk menemui dokter tersebut. Konsul. Tes darah satu kali. Akhirnya ketemu penyakitnya. Dikasih antibiotik yang tepat sambil diminta konsul tiap 2 hari. Perkembangan sangat positif. Setelah 1 minggu sudah hilang panasnya dan dokter bilang akan clean setelah 1 minggu lagi. Setelah itu anak benar-benar sehat.

Setelah itu saya hanya percaya dokter lulusan UI saja. Yang reputasinya bagus. Mahal, gak apa deh asal sembuh tanpa asal-asalan.

Silakan ditaro di page one.

Disclaimer:
1. Dokter awal sebetulnya menangani anak saya dengan baik untuk kasus2 sebelumnya. Hanya sayang begitu kasusnya berat, dokter tersebut tidak berhasil mendiagnosa dengan tepat. So I had no hard feeling, karena dokter tersebut tidak berniat buruk. Hanya untuk kasus yang berat, ada baiknya konsul (second opinion) dengan dokter terbaik.
2. Saya baru baca standar akreditasi Fakultas Kedokteran. Ada sekitar 10 FK (PTN maupun PTS) dengan akreditasi A. Saya rasa 10 FK ini memiliki standar yang tinggi.
3. Saya appreciate sepenuhnya para dokter Indonesia. Apalagi yang mau PTT ke daerah tertinggal. Betapa tidak imbangnya ketersediaan dokter dan fasilitas kesehatan di daerah-daerah. Sementara di kota besar, resource tersedia dan informasi mudah diakses.

Quote:Original Posted By greentanqueray
gak usah dikampung gan, salah diagnosis terjadi pada 2 anggota keluarga ane di RS terkenal di Jakarta selatan di daerah perumahan elit kebayoran. nyokap ane divonis sakit jantung ternyata ada cairan diparu2 beliau. dan kakak ane (alm.) divonis sakit jantung juga, padahal dia kena sakit lever. bayangin gan sakit lever disuruh kardio Emoticons

Quote:Original Posted By uh.ah.ikeh
kalo ane pribadi beserta keluarga sih udah anti ama dokter yg buka praktek di rumah
kenapa? bayangin, cuma di cek stetoskop dan tensi darah doang, ane dikasi 8obat dengan harga total 80ribu dan ga dikasi pnjelasan apa2 tentang penyakit

sekarang mending ke RS yg terpercaya

Quote:Original Posted By UnKillMaster
Gua juga pernah divonis usus buntu, pas di cek ke RS yg lebih gede taunya cuma keram perut. Taik lah.

Quote:Original Posted By keoulvi
dulu ane pernah di diagnosis DBD, alhasil di rawat inap 2 hari, pdahal aslinya g demam berdarah, ane cuma bintik2 merah gara2 alergi.

sekarang udah tutup tempat dokter nya, kapok.

Quote:Original Posted By tandas
Sharing aja gan, sapa tau d taro d pej wan
Anak ane lahir d salah satu RS anak yg cukup terkenal d Jakarta (Sengaja ga sebutin d jakarta mana), waktu itu anak ane baru lahir, baru sebulanan kurang lebih, d pelipis matanya ada semacem mata jerawat yang kuning (Bingung jelasin pake kata2, pokoke kayak kalo kita ada jerawat, lalu ada kuning2nya tinggal d pencet gan), bgtu ane tanya k dokternya (Ini dokter yang d tunjuk RS untuk anak ane, dokternya laki,dah tua, terlihat senior), dengan santainya di bilang "GPP, TANDA Lahir"

Emosi lah ane, orang awam juga tau, itu jerawat, ga pake babibu, ane ganti dokter, masih d RS yang sama (Dokternya cewe, ga muda2 amat, sekilas banget mirip mantan miss Indonesia yang masih blom tau beda city sama country), konsul ksana,d kasi salep, dan d jelasin "jerawat" itu muncul karena kotor... Hati senang karena dokter enak d liat dan penjelasan yg masuk akal....

TAPIIIIIII.... Beberapa bulan kemudian, ketika anak ane batuk pilek, d bawa lah k RS ini dan dokter ceweyg kemarin, d cek ini itu, ga ada ujan ga ada angin, anak ane langsung d vonis GAGAL TUMBUH, karena berat badan ga naik2, dan sakit, ga pake babibu bini ane nangis, ane diem doang, t dokter dengan santainya bilang " GPP PAK, KITA RAWAT, LANGSUNG MASUKIN ICU SEKARANG SEBELOM TAMBAH PARAH"

Dalam keadaan panik, ane berusaha tenang, akhirnya pulang dulu, bilang k dokter mau siap2 dulu, OTW pulang, masih syok,tanya2 sodara, akhirnya minta second opinion k dokter lain d tempat yg lain

Second opinion dokter baru ini bilang "Ya iya lah berat badan ga naik2, kan namanya juga lagi sakit, justru ini bagus, berat badannya ga turun, d kasih obat batuk pilek biasa aja"

Dan seketika itu ane emosi sama RS tempat anak ane lahiran, entah apa maksudnya anak ane d bilang gagal tumbuh dan kudu masuk ICU hari itu juga, emang gaji mereka sebagai dokter anak itu kurang ato gmana....

Saran ane buat TS dan yg lain yang baca, jangan pernah percaya 1 dokter aja....

Quote:Original Posted By denZ.kaconk
Wah gan, ini kasusnya persis banget sama nenek ane, baru aja juga kejadian..

critanya nenek ane mengeluh sakit di bagian dada, dibawalah ke dokter spes. jantung..
si dokter suruh foto rontgen di bagian dada, nah dengan hanya modal hasil rontgen itu, dokter langsung vonis nenek ane kena TBC, dan disuruh terapi obat selama 6 bulan..
dalam ati, ane udah ngrasa aneh aja, setau ane tbc itu diagnosanya mesti pakr cek darah, dan periksa dhak juga..ini nggak, cm pake hasil rontgen aja..

tapi waktu itu ane ga bisa apa2, karena nenek ane bersikeras ikuti saran dokter dulu..
dijalanilah 6 bulan pengobatan, bla bla bla, akhirnya setelah 6 bulan itu cek lagi..
pas ke tempat dokter lagi, disuruhlah foto rontgen lagi, ternyata belum ada perubahan dari yang pertama kali difoto, akhirnya si dokter sarankan nenek ane periksa darah dan scan MRI..

nah loh?
pertanyaan ane, kenapa ga dari awal aja disuruh cek darah dan MRI?knapa baru sekarang setalah terapi 6 bulan?
terus, dia kan spes. jantung ya?kenapa bisa tau diagnosa TBC, itu kan hubungannya sama paru2?

akhirnya, nenek ane tingalin itu dokter..

Quote:Original Posted By sarimin01
bisa jadi dia dokter kejar setoran supaya ente terus datang ke kliniknya buat nebus obat TBC yg padahal gratis diberikan oleh pemerintah

atau bisa jadi dokter itu gak mau ribet buat melakukan rangkaian tes untuk menguji ada tidaknya tbc di anak ente

gua sih maklum aja yg namanya dokter di kampung ya begituEmoticon

padahal dokter di kota besar juga banyak yg asal main vonis kek hakim aja lu dokEmoticon

Quote:Original Posted By jf00112
Ini mah tukang jualan obat nyaru dokter. Motifnya komisi, atau malah jualan obat palsu.

Parah juga kalo regulasi klinik dan praktek dokter gak dikontrol dengan ketat.

Klinik-klinik yang gak punya fasilitas tes memadai gak akan pernah bisa mendiagnosa penyakit-penyakit berat yang butuh konfirmasi dari beberapa tes. Paling banter cuma bisa kasih obat panas, obat maag, obat flu/batuk/pilek atau sekitaran itu.

Kalo ada dugaan penyakit berat, dokter klinik yang baik akan ngasih surat pengantar buat kita ke rumah sakit buat dites dan dicek lebih lanjut. Kalo bener, akan direfer lagi ke spesialis.

Kalo dokter klinik udah berani ngasih diagnosa penyakit berat dan langsung ngasih obat sampe bulanan dosisnya, mending cabut aja cari dokter lain atau langsung ke rumah sakit.

Quote:Original Posted By Icen.Jr
emang banyak (oknum) dokter sekarang vonis penyakit seenak jidat nya aja Emoticons


bini ane kemarin di vonis TB kelenjar, uda ngikutin semua tes. karena ane gak puas , ane bawa tes ke malay hasilnya cuma radiasi sejenis bisul doang Emoticons

Quote:Original Posted By iamforester
temen kuliah ane dlu juga di vonis TBC sama dokter, habis tu di kasih banyak obat-obatan sampai ginjalnya ngga kuat, akhir nya gagal ginjal.
ngga beberapa lama setelah ganti dokter dinyatakan bukan TBC..so..go to hell lah buat dokter yang seenak jidat vonis penyakit berat tanpa ada dasar test yang bener..
karena pada akhirnya ane kehilangan seorang sahabat, temen kontrakan, temen ngabisin waktu yang asik gara-gara salah vonis seenak jidat..

Quote:Original Posted By stripyjaguar
Dulu juga gitu bray abang ane, Katanya kena kanker otak padahal cuma dikasih obat warung langsung sembuh

Quote:Original Posted By Masamune_Enzen
Bener Gan, ane sendiri ada pengalaman pribadi juga yg inti nya dokter ngasih diagnosa asbut alias asal sebut.

second opinion is a must dan kedua kalo ane baru masuk rs baru dan belum ada dokter langganab biasa minta dokter yg paling senior alias yg paling tua, biasanya (Inget Biasanya ya) orientasi kerja nya dah bukan duid lg. ketiga kalo ente2 udah di rawat dan belum ada perubahan jng ragu utk minta ganti dokter, itu hak kita sbg pasien, emang mau ente digoblokin ma dokter asbut disedotin duit nya tp ga sembuh2?

moga bisa jd masukkan buat yg lain

Quote:Original Posted By pterosaur
ane jugak ni bre batuk2 doang didiagnosa TBC Emoticons lah. Emoticons Emoticons padahal kt dokter rs yg langganan ane cuma batuk biasa

Quote:Original Posted By bledug39
temen ane pernah gan sakit pilek, die berobat ke klinik k*sasih... ketemu dokter bocah cuma pake celana pendek sama jas putih Emoticon
diperiksa eh yang dikasih obat sakit mata, mana di labelnya ada tulisan "efek samping: mata serasa terbakar" Emoticon
alhasil obatnya gak dipake, ane curiga ama tu obat... terus ane tetesin tu obat ke kucing, ntu kucing kampung gak bisa melek selama beberapa hari gan...
bayangin aja kalo tu obat dipake temen ane Emoticon Emoticon

Quote:Original Posted By franz.ferdinand
Gue pernah tuh divonis positif narkoba hanya lewat tes urine di rsj. Padahal tidak pemakai. Terpaksa masuk rehabilitasi 3 bulan. Sebelumnyakan gue minum obat penenang dari klinik. Setelah itu gue malah ngamuk tidak karuan.
Biasalah dokter itu kan ada yang kuliah di universitas yg akreditasinya A,B,C. Wajar pengetahuannya kurang.

Quote:Original Posted By dntone
udah biasa ketemu dokter kek gini, udah kebal. Yang penting di tes laboran RumahSakit bonafit aja kalo serius.

Quote:Original Posted By novanvanopan
agak susah juga yah, kita di satu sisi harus percaya ma dokter, tapi dokternya malah salah, terlebih lagi ini soal kesehatan yang menyangkut nyawa. emang agak dilema sih. bener kata ts, wakau sedikit kita juga harus tau tentang dunia kesehatan

Quote:Original Posted By jokerandbane
rumah sakit biasa birokrasi nya panjang. di rumah sakit elit dokternya gak ramah sama yg gak berduit, mahal pula. ane bingung sama profesi dokter Emoticon

Quote:Original Posted By saga56
Makin banyak lulusan dokter bukannya makin bagus, ini malah makin mengkhawatirkan. Emoticon

Quote:Original Posted By bstepanus
Iya kudu ati2 gan... Sekarang banyak dokter yang asal vonis, padahal belum tentu itu benar vonis nya...

Quote:Original Posted By phase.shift
masih mending gan cuma di vonis gak jelas... tetangga ane malah udah di operasi ternyata gak ada penyakitnya.... pedoman ane sekarang kalo konsul atau priksa jangan percaya sama satu dokter saja karena doketer sekarang cuma anak orang kaya yang jadi dokter

Quote:Original Posted By Chocobomb
sekarang dokter/ RS udah kayak lintah gan..

kemaren ane batuk pilek aja di bawah ke rmh sakit terdekat.. anjas..... tagihannya hampir Rp 1 Juta!!!

Quote:Original Posted By dikydikk
Adik ane sendiri juga pernah ngalamin bre

Kapan hari pas malem" adik ane badan nya panas bgt tuh terus dibawa dah ke klinik sehat sejahtera ( Nama disamarkan ya Emoticon )
Alhasil setelah daftar antri dan tetek bengek nya adik ane divonis cm gejala maag

Tapi besoknya semua berubah saat negara api menyerang . Adik ane yg dibilang cuma maag bangun tidur langsung mimisan dan alhasil dilarikan ke rumah sakit dengan kondisi yang amat kritis

Setelh masuk ruang ICU adik ane diketahuin Kena Demam Berdarah dan pas adik ane msk RS itu trombosit nya udah menurun drastis . Dikit telat aja udh ga ketolong tuh adik ane

Wasalam Emoticon

Quote:Original Posted By agunghonda55
Ane juga ngalamin tuh , taun kemaren pas bulan puasa tengah malam ane ngerasa sakit pinggang ,pergilah ane ke klinik deket rumah(daerah cisarua kab.bdg barat) ,klinik yh terkenal berdekatan dengan univesitas nya, skip ane di periksa sama dokter situ gak tau namanya, ane malah di suruh ke rumah sakit katanya gejala usus buntu, eh pas udah di rumah sakit di ugd ane gapapa hanya kurang minum aja karena emang bulan puasa kan kurang minum,

Quote:Original Posted By adeutut
dokter jaman sekarang emang suka gk detail meriksanyaa gan ngasal ajaa ngedeteksi penyakitnya Emoticon

Quote:Original Posted By vincoolz
ini salah 1 penyebab nya.. tapi jujur gan, ane sekeluarga lebih baik berobat ke luar ( kalo ga sg ya malay ) karena lebih percaya sama dokter disana.. kalau dokter di indo entah lah keluarga ane uda trauma.. Emoticons

Quote:Original Posted By thecrasher
penting banget sih yang namanya second opinion itu... ketika salah satu dokter mendiagnosa satu penyakit harus cari pembandingnya dari dokter yang lain.

tapi pada prakteknya jarang yang melakukan ini apalagi kalau dalam keadaan darurat/udah parah ditambah panik juga biasanya pasrah dengan satu diagnosis dokter... akhirnya menyesal di akhir.

Quote:Original Posted By cincaigocap
ane juga dulu gitu gan.
ane demam , jadi ke dokter.
biasa ane ke klinik dekat rumah , tp ntah kenapa kali ini ke klinik yg agak jauh.
pertama msk uda feeling gaenak. dokternya gajelas ini..

kebetulan ane orgnya agak kepo , suka pengen tau.
ane jg org bisnis , ngerti mana bohong mana bener..

pas diobatin , ane pikir yah ke klinik mana aja sama ajalah , toh cuma demam.
tb dtg ke klinik sikawan ( namanya jgn disebut deh , dia terima BPJS , kasian tar jelek namanya ) lgsg divonis ane DBD. buset
keluarga ane lgsg kaget.
ane disuruh wajib rawat inap , semalam 500.000
ane lgsg klr la . bodo amat.. lgsg pindah ke klinik biasa..

ternyata cuma kecapekan. dan feeling ane mmg kecapekan , makanya lemes dan ada demam sikit..
makan obat , ini uda sembuh.
kejadian 3 bulan lalu.. bayangin kalau ane makan obat DBD gmn?
tuh dokter pasiennya banyak , jadi asal2 bunyi. kampret.. untung pasiennya pinter kek ane.
sempat jg tanya temen yg sedang kuliah kedokteran / menuju tamat.

mmg bener mesti second opinion. diklinik langganan ane , katanya bukan DBD.. tapi makan obat dl , kalau mmg parah baru didiagnosis lbh lanjut. tp di tmpt klinik kampret itu , lgsg didiagnosis aja. rawat inap pula.. pret x

Quote: PENTING COBA BACA ARTIKEL INI :
Waspadai Bukan Tbc, diobati Tbc

ANAKKU KURUS DAN SULIT MAKAN, TERLANJUR DIOBATI TBC PADAHAL SEHAT
Source: http://kask.us/iixkW
ReveneuHits