Serunya Mengajarkan Anak Bule Tentang Budi Pekerti di Bus Sekolah anwar04-7578147 |
---|
Quote:Hi gan, apa kabar nih? Semoga sehat dan baik selalu, ya..
Sebelumnya ane ucapin makasih buat agan yang udah berkunjung, komen, dan rate5. Dan seperti biasa, kalau agan nggak suka, langsung ajah tutup jendela Kaskus di layar komputer agan sista.
Di tret ini ane mau bahas tentang profesi yang pernah ane jalani selama lebih dari 2 tahun. Profesi ini terlihat sepele tapi cukup menantang bagi mereka yang bergelut di dalamnya. Mereka adalah para chaperone yang ditugaskan di bus-bus sekolah internasional.
Penasaran seperti apa profesi ini?
Yuk kita langsung ke tekape, gans!
Quote:Apa itu chaperone?
Oke, sebelum kita melanjutkan pembahasan terkait tanggung jawab yang dibebankan kepada seorang chaperone, ada baiknya kita bahas dulu arti dari kata chaperone berikut ini:
Menurut Longman Dictionary, chaperone diartikan sebagai an older person who in the past went to places with a young person, especially an unmarried woman, to take care of them and make sure that they behaved proverly, yang jika diartikan bahwa chaperone merupakan pendamping anak-anak di mana mereka bepergian ke berbagai tempat dalam rangka mengasuh dan memastikan mereka bersikap baik selama dalam perjalanan.
Namun pada prakteknya nggak cuma wanita yang belom nikah, ada juga emak-emak dan lelaki keren kayak ane yang menggeluti profesi ini.
Quote:Tugas dan Tanggung Jawab
Nah, sekarang kita bahas tugas dan tanggung jawab seorang chaperone di dalam bus sekolah yang menjemput ataupun mengantarkan murid pulang ke rumah masing-masing, gan.
Pertama, setiap chaperone adalah seorang 'guru' di bus sekolah. Makanya banyak murid yang menyematkan gelar schoolbus teacher ke ane selaku chaperone. Dan yang namanya guru, pastilah harus mengajarkan sesuatu. Lantas apa yang diajarkan oleh seorang chaperone?
Untuk menjawabnya maka kita harus kembali melirik arti katanya yaitu to make sure that they (students) behave proverly. Kenapa sikap sangat penting diajarkan di sebuah bus sekolah? Soalnya di dalam bus itu banyak anak yang datang dari negara dan kebudayaan yang berbeda-beda. Anak korea yang berisik, anak barat yang arogan, atau anak Jepang yang kadang pendiam. Di situlah peran chaperone untuk meminimalisasi adanya gesekan antar budaya.
Kedua adalah memastikan keamanan siswa selama dalam perjalanan. Hal ini berhubungan dengan penggunaan sabuk pengaman. Melerai perkelahian yang mungkin saja terjadi di dalam bus, dll.
Ketiga, menjadi messenger pihak sekolah untuk menyampaikan beberapa hal ke wali murid yang berkaitan dengan siswa di luar aktivitas belajar mengajar di kelas seperti teguran atas kesalahan yang dibuat oleh siswa di dalam bus.
Keempat, membantu driver untuk memberikan update ke orangtua jika mereka menanyakan di mana posisi anaknya saat kontak telepon/ sms terjadi.
Quote:Tipe-Tipe Murid & Orangtua
Menjadi chaperone membantu agan untuk dapat mempelajari karakter orang-orang dari berbagai negara. Berikut beberapa contoh yang pernah ane jumpai.
Pertama, orang Korea yang bawel. Bawel di sini berupa kebiasaan mereka untuk melayangkan komplen terhadap hal apapun. Bus kurang dingin, bus datang terlambat, bus datang terlalu cepat dari jadwal, anak-anaknya yang suka berisik kalau sudah ketemu teman senegaranya.
Kedua, orang Jepang yang loyal. Biasanya, orang Jepang akan sangat menghargai driver dan chaperone jika mereka melakukan tugasnya dengan baik. Ane pernah diminta untuk menjadi chaperone tetap seorang anak berkebangsaan Jepang karena anaknya senang didampingi ama ane. Sayangnya permintaan seperti itu nggak bisa diterima karena ada pergantian jadwal setiap minggu.
Ketiga, orang bule yang lebih rasional. Rasional di sini maksudnya tahu diri. Kalau mereka salah, ya nggak akan nuntut apa-apa. Tapi kalau mereka benar, jangan harap bisa dapet toleransi.
Quote:Bentuk Teguran
Oh iya, di dalam bus, seorang chaperone juga memiliki hak untuk melakukan penilaian terhadap siswa. Jika siswa tersebut melakukan kesalahan, maka chaperone berhak memberi hukuman. Hukuman itu tidak boleh berupa kontak fisik melainkan dengan menggunakan kartu merah, kuning, dan hijau.
Kartu hijau diberikan kepada anak-anak yang dirasa memiliki hal positif selama di dalam bus seperti membantu temannya ataupun membantu chaperone untuk menyelesaikan suatu masalah yang timbul di dalam bus sekolah.
Kartu kuning diberikan untuk anak-anak yang 'membangkang' alias tidak mengindahkan aturan yang berlaku di dalam bus sekolah. Kartu kuning ini akan diakumulasi. Jika 3 kali berturut-turut mendapat teguran, maka secara otomatis anak tersebut mendapat kartu merah dan diskors dari bus sekolah. Artinya dia tidak bisa ikut bus sekolah dalam jangka waktu tertentu.
Sedangkan kartu merah dapat diberikan langsung jika si murid melakukan pelanggaran berat yang tidak bisa ditolerir.
Quote:Kejadian Konyol dan Unik
Setiap pekerjaan pasti selalu ada resikonya. Nah, berikut ini ane ceritain beberapa kejadian konyol dan unik yang pernah ane alami ataupun dialami oleh teman ane:
Pernahkah agan berhadapan dengan seorang anak berkebutuhan khusus dari negara lain? Ane pernah bahkan sering menangani anak-anak ABK di bus ane. Ada yang gagap dan sering jadi bahan bully teman-temannya. Anak ini gampang banged emosi alias labil. Dia nggak bisa denger orang lain berisik tapi dia sendiri berisik. Maklum, karena dia gagap, dia selalu kalah cepat kalau mau cerita sesuatu. Ada juga anak yang hyper-active. Jangan coba-coba kasih permen. Kalau kena makanan manis, anak ini bisa menggila di dalam bus. Uniknya, teman ane suka menenangkan dia dengan gambar pocong.
Pernah juga ada seorang anak berambut pirang yang merupakan anak bapak kedubes negara barat sana. Anak ini harus menggenggam sesuatu di tangannya untuk menstabilkan emosi. Suatu hari, boneka yang biasa dijadikan media untuk diremas-remas lupa dibawa, akhirnya dia meninju teman yang ada di dekatnya.
Oh iya, ada juga pengalaman dimaki-maki orangtua murid karena siswanya pulang ke rumah telat karena Jakarta banjir. Tahu sendiri jalanan Jakarta kayak gimana kalau udah banjir. Saat itu ane sudah melakukan tugas sesuai prosedur yaitu memberitahukan orangtua murid mengenai keterlambatan. Sayangnya si orangtua sudah ganti nomor handphone tapi di sekolah belum apdet nomornya.
Dan masih banyak lagi kisah-kisah seru yang kalau ditulis semua nggak bakal muat di tret ini, gan.
Quote:Sekian dulu tret dari ane. Kalo ada yang punya pengalaman yang sama, silakan komen ajah, gans...
Ane minta maaf kalau ada kata yang kurang berkenan di hati agan. Ane nggak bosen-bosennya bilang kalo ane cuma manusia biasa, bukan Tuhan yang Maha Sempurna.
Sekali lagi ane ngucapin makasih buat yang sudah mampir. Ane juga nggak bosen-bosennya bilang kalo tret ini dibuat bukan untuk memuaskan segala kalangan. Jadi, kalau ada kekurangan karena tidak sesuai dengan minat agan, berilah maaf si TS karena hakikatnya, sebuah tret tidak akan mampu memuaskan seluruh Kaskuser.
I was a chaperone
Quote: Selamat buat komen terpilih yang udah ane cendolin!
Sampai jumpa di edisi cendol komen berikutnya, gans
Spoiler for Open:
Source: http://kask.us/ic6iY |
---|