[KOMBAT MERDEKA] Saijah & Adinda, Kisah Cinta Haru di tengah Penjajahan Belanda oLeBronJames-1817015 |
---|
Quote: Saija remuk.. dan dia kan sadar, yang tak diam dengannya. Hanya waktu...
- Saija, The Trees and The Wild
Quote:Halo Agan dan Sista semuanya..
Siapa yang ngga kenal dengan cinta? siapa yang tidak tahu kita pernah dijajah oleh belanda? Disini ane mau ceritakan dua hal itu sekaligus. Kisah ini diambil dari buku "Max Havelaar" karya Eduard Douwes Dekker a.k.a Multatuli yang bercerita tentang penjajahan Belanda di Indonesia
Quote:
Kisah ini adalah kisah cinta romantis bercampur haru ditengah perjuangan melawan kompeni Oleh pemuda dan pemudi dari daerah Banten. Mau tau Ceritanya? Simak Sampe abis di bawah gan
Kerbau dan Keluarga Saijah
Quote:Quote:
Periode tanam paksa yang dimulai sejak tahun 1830 sangat menyiksa rakyat Banten. Penderitaan rakyat Banten ditambah dengan kelakuan adipati Lebak dan Demang Parangkujang yang membebani petani dengan pajak tinggi, merampas ternak dan hasil bumi milik rakyat seenaknya
Saijah, seorang lelaki dari daerah Badur, Banten.. Ia memiliki kerbau yang dipeliharanya dari kecil, kerbau kesayanganya sekaligus sahabatnya.
Namun Kerbau itu dirampas oleh kompeni karena keluarga Saijah tidak bisa membayar pajak kepada penguasa. begitu juga dengan kerbau-kerbau selanjutnya, sehingga keluarga Saijah pun jatuh miskin karena tidak bisa mengelola sawah. Ibu Saijah Stress lalu sakit dan meninggal. Ayah Saijah terguncang, mengasingkan diri ke Bogor, dan ahirnya dijebloskan ke Penjara
Saijah & Adinda
Quote:Quote:
Saijah pun tumbuh dewasa dan menjalin kasih dengan Adinda, teman kecilnya yang dijodohkan oleh kedua ayahnya.
Saijah memutuskan untuk mengadu nasib di Jakarta. Dia ingin bekerja untuk mencari uang, menjadi bendi untuk para tuan di Batavia. Agar cukup uang membeli kerbau dan menikahi Adinda tercinta.
Adinda pun gundah, tidak ingin Saijah pergi. Namun demi masa depan mereka berdua Adinda pun setuju..
Spoiler for Obrolan Saija dan Adinda:
Mereka pun berpisah di bawah ketapan di Hutan Jati. Saijah berjanji akan kembali 3 kali 12 bulan, dan meminta Adinda membuat guratan di lesungnya setiap bulan baru. Sehingga ketika guratan itu ada 36, maka Adinda pergi ke bawah Ketapan dimana janji diucap, dan Saijah pun akan berada di sana.
Mereka pun berpisah, Saijah meberikan bunga melati kering pemberian Adinda dulu, dan Adinda menyobek selendang birunya untuk dibawa Saijah ke Batavia
Kembalinya Saijah
Quote:Quote:
3 kali 12 bulan berlalu, kerja keras Saija terbayar dengan cukup uang untuk kembali ke Badur, untuk meminang Adinda..
Ditunggunya di bawah ketapan tempat berpisah dengan Adinda. Namun, Adinda tak kunjung datang. Ditemuilah Saija dengan bibinya. Pahit yang didapat Saijah, ia diberitahu bahwa Adinda dan keluarga pindah ke Lampung untuk mengungsi akibat pemerasan oleh penguasa dan bergerilya melawan Belanda di sana
Saijah pun tersentak, bukannya langsung mencari, Saija terjebak dalam kegundahannya. Gila dia dibuatnya.. Orang di Badur mengatakan ia sudah gila, teriak dan bernyanyi sendiri, di dekat rumah Adinda yang sudah runtuh
Akhir Kisah Saija & Adinda
Quote:Quote:
Adinda Mendapat kabar dari bibi Saijah yang menyusul ke Lampung, bahwa Saijah aka datang unntuk menemuinya, dan Adinda pun menunggu dengan sabarnya.
Namun bukan Kabar Saijah yang datang, datanglah kabar Belanda sudah dekat, hingga suara tembakan terdengar dari jauh, jauh dan terus mendekat..
Adinda pun bersembunyi dengan keluarganya, hingga tentara belanda mendobrak persembunyian, tak seimbang perlawanan, nyawa Adinda pun hilang.
Laut telah diseberangi, Saijah pun datang, datang ke tempat dimana bekas terjadi perlawanan, ke persembunyian yang runtuh. Tersentak Saijah. Dilihatnya Adinda sudah berbaring tak bernyawa di sebelah ayahnya, lelaki yang menjodohkannya dengan wanita yang dicintainya.
Dihampirinya Adinda yang tak tertutup sehelai benang pun, tak bernafas lagi, dan tak memanggil lelaki yang ditunggunya 3 kali 12 bulan.
Saijah melihat wanita yang diperjuangkannya menatap kosong kepadanya, dengan luka di sekujur tubuhnya. Ditutupinya luka itu dengan kain yang ia beli dari jerih payahnya di Batavia, yang ia harap dipakai oleh Adinda untuk menari bersamanya di bawah sinar rembulan Badur...
Kalau saja Saijah tidak terjebak dengan dirinya dan menjadi Gila, mungkin sudah bahagia dengan Adinda. Saijah tak sadar, bahwa Waktu tak diam dengannya..
Remuk Saijah dibuatnya. Saijah pun memutuskan untuk melawan, dihampirinya tentara Belanda, dia sengaja berlari ke arah mereka, melakukan perlawanan kecil meluapkan emosinya. Ditembaki tubuhnya oleh Para Penjajah, saijah terus melaju ke arah mereka, menancapkan pisau bayonet para tentara ke dadanya..
Saija pun pergi, dengan harapan menemui Adinda di sana. Cinta yang pernah diikrarkan tak pernah bersatu, harapan mereka sirna oleh kolonialisme dan keserakahan para pejabat dari tanah mereka sendiri...
Puisi Saija untuk Adinda
Quote: Aku tak tahu di mana aku akan mati
Aku melihat samudera luas di pantai selatan ketika datang
Ke sana dengan ayahku, untuk membuat garam ;
Bila ku mati di tengah lautan, dan tubuhku dilempar ke air dalam,
Ikan hiu berebutan datang ;
Berenang mengelilingi mayatku, dan bertanya : “siapa antara kita
akan melulur tubuh yang turun nun di dalam air ?”-
Aku tak akan mendengarnya.
Aku tak tahu di mana aku akan mati
Kulihat terbakar rumah Pak Ansu, dibakarnya sendiri karena
ia mata gelap ;
Bila ku mati dalam rumah sedang terbakar, kepingan-kepingan
kayu berpijar jatuh menimpa mayatku ;
Dan di luar rumah orang-orang berteriak melemparkan air pemadam api ; -
Aku takkan mendengarnya.
Aku tak tahu dimana aku kan mati
Kulihat Si Unah kecil jatuh dari pohon kelapa, waktu memetik
kelapa untuk ibunya ;
Bila aku jatuh dari pohon kelapa, mayatku terkapar di kakinya,
di dalam semak, seperti Si Unah ;
Maka ibuku tidak kan menangis, sebab ia sudah tiada. Tapi
orang lain akan berseru : “Lihat Saijah di sana !”
Aku takkan mendengarnya.
Aku tak tahu di mana aku kan mati
Kulihat mayat Pak Lisu, yang mati karena tuanya, sebab rambutnya
sudah putih ;
Bila aku mati karena tua, berambut putih, perempuan meratap
sekeliling mayatku ;
Dan mereka akan menangis keras-keras, seperti perempuan-perempuan menangisi mayat pak lisu ; dan juga cucu-cucunya akan menangis, keras sekali ; -
Aku takkan mendengarnya.
Aku tak tahu di mana aku kan mati.
Banyak orang mati kulihat di badur. Mereka dikafani, dan ditanam di dalam tanah ;
Bila aku mati di badur, dan aku ditanam di luar desa, arah ke timur di kaki bukit dengan rumputnya yang tinggi ;
Maka adinda akan lewat di sana, tepi sarungnya perlahan mengingsut mendesir rumput, …….
Aku akan mendengarnya..
Lagu Tentang Saija
Quote: Wajib di denger gan musiknya indonesia banget!!!
Spoiler for tips:
Source: http://kask.us/ihWXd |
---|