Mengatasi Manic Society[BAHAYA] Jangan-Jangan Agan Selama ini Terjebak Manic Society
benjoel36-4417181
Manic Society
Agan-agan pernah denger istilah manic society? (ada juga yang nyebut fast society). Istilah ini awalnya diungkapin Robert Holden di salah satu bukunya, “Success Inteligence”. Jadi menurut Om Robert ini, manic society adalah gambaran kehidupan di mana masyarakat memuja arus kehidupan yang serba cepat. Dinamika kehidupan masyarakat mulai dari pekerjaan, gaya hidup, karir, mobilitas sosial, sampai pemenuhan kebutuhan sehari-hari harus berlangsung serba cepat.

Masyarakat pun memuja teknologi yang membuat segala sesuatu serba cepat. Internet, foto kilat, laundry express, dan jet pribadi, adalah sebagian kecil contohnya. Bahkan tidak hanya dalam teknologi, dalam hal karir dan pekerjaan pun orang-orang menginginkan proses yang cepat. Orang ingin cepat kerja, cepat kaya, cepat untung, cepat terkenal, sampai-sampai segala cara ditempuh. Ini juga salah satu gejala manic society. Padahal segala sesuatu yang diraih secara instan tidak selalu mendatangkan hasil yang langgeng. Easy come, easy go.

Fast Society
Di satu sisi, kecenderungan serba cepat ini mendorong kita untuk lebih giat bekerja karena prinsipnya “siapa cepat dia dapat”. Kita nggak punya banyak waktu buat bermalas-malasan karena sekalinya kita malas maka yang lebih rajin dan ulet akan segera mengambil keuntungan. Tapi yang mesti kita waspadai, manic society ini seringkali membuat kita abai terhadap kedamaian diri sendiri. Jika kita terjebak dalam manic society, seringkali kita sulit menemukan makna hidup yang sedang kita jalani. Pada akhirnya, kita menjelma menjadi sekumpulan “robot hidup” yang seumur hidup diperbudak oleh tugas dan deadline.

Spoiler for contoh kasus:
Pak Budi adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan swasta. Pagi-pagi sekali, Pak Budi sudah harus berangkat ke kantor karena tidak ingin terjebak kemacetan di jalanan ibukota. Sesampainya di kantor, Pak Budi langsung menghadapi setumpuk tugas dan berkas-berkas administrasi yang harus diselesaikannya sebelum deadline. Pak Budi bergegas mengerjakan tugas-tugas tersebut dengan harapan pekerjaannya akan lebih cepat selesai. Namun setiap kali satu tugas selesai, tugas yang baru sudah menanti. Hampir-hampir Pak Budi tidak punya waktu beristirahat karena terlalu sibuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Tak jarang Pak Budi pulang sampai larut malam karena harus lembur di kantor. Setibanya di rumah, Pak Budi mendapati anak dan istrinya sudah tertidur di kamar. Sebenarnya, Pak Budi ingin berlama-lama dengan keluarganya di rumah. Tapi karena dia adalah tumpuan keluarga dalam mencari nafkah. Mau tak mau, esok paginya Pak Budi harus kembali menjalani rutinitas super sibuk di kantornya.

Cerita klasik ya gan. Bisa dibayangin kalo agan ada di posisinya Pak Budi. Setiap hari harus menjalani rutinitas yang super sibuk, pagi-pagi buta sudah ngelayap ke kantor, di kantor suruh ngerjain ini itu, belum kalo didamprat bos, nanggepin rekan kerja yang senewen, dibela-belain lembur, pulang ke rumah anak istri udah lelap di kamar, nggak sempat bertegur sapa dengan agan. Esok paginya agan udah harus ngejalanin rutinitas yang sama, dan itu terjadi hari demi hari. Apa nggak stres lama-lama? Emoticons

Nah, di sela-sela kesibukan itulah, pernah nggak sih agan bertanya-tanya,:

“Sebenernya gue kerja buat siapa sih? Gue tiap hari berangkat pagi pulang malem untuk apa sih?”

Sadar ato nggak sadar, dalam manic society, kita dikondisikan untuk mengikuti roda kehidupan yang berputar sangat cepat. Kita selalu diburu oleh waktu, bersikap tergesa-gesa, ingin segala sesuatunya cepat selesai, menyukai hal-hal yang serba instan, memaksakan diri bekerja, hingga mengabaikan kedamaian dan kebahagiaan diri kita sendiri. Yang paling parah, jika kita terlalu larut dalam pengaruh manic society, kita bisa terjebak dalam 3 sikap buruk yang lebih dikenal dengan istilah 3H (Hurried, Hostile, dan Humorless)

Quote: 1. Hurried

Hurried

Buru-buru adalah sikap yang paling kelihatan dari orang yang terjebak dalam manic society. Bisa dilihat kok di jalan-jalan; mobil saling serobot, motor salip sana sini naik trotoar, bus ugal-ugalan kejar setoran, rambu lalu lintas diabaikan, dan palang kereta diterabas, adalah contoh gambaran perilaku hurried yang ada dimasyarakat kita. Semua orang ingin serba cepat, semua orang inign segera sampai di tempat tujuan. Hurry…hurry…hurry… tanpa sadar ketergesa-gesaannya itu seringkali berdampak buruk bagi dirinya sendiri dan orang lain, mulai dari yang sepele seperti ketinggalan barang di rumah sampai kecelakaan lalu lintas.

Quote: 2. Hostile

Hostile

Hostile adalah sebuah sikap atau perasaan memusuhi orang lain. Jadi orang dengan sifat ini seringkali menganggap orang lain sebagai musuh, kompetitor, atau ancaman yang bisa membawa kerugian padanya. Seperti yang ane bilang tadi, dalam manic society, prinsip yang dianut adalah “siapa cepat dia dapat”. Dari sinilah kemudian muncul persaingan tidak sehat dalam masyarakat karena banyak orang berusaha memenangkan persaingan itu dengan cara apapun. Sebagian mereka harus saling sikut, saling jegal, nyogok sana sini, kongkalingkong dengan pejabat, bahkan sampai melanggar peraturan hukum, demi memuluskan urusan-urusannya. Orang-orang yang hostile biasanya “takut kalah” dan “takut tidak kebagian” sehingga berani menempuh jalan kotor asal tujuannya tercapai.

Quote: 3. Humorless

Humorless

Di film Batman, Joker pernah bilang “Why so serious?” Ya, berkebalikan dengan ‘nasihat’ Joker, orang-orang yang humorless ini bawaannya malah serius melulu. Topik pembicaraannya tentang tugas melulu. Susah banget diajak bercanda bahkan sekedar ngobrolin topik ringan di luar tugasnya. Hidup orang yang humorless ini nyiksa banget. Bayangin aja, betapa stresnya orang yang di kepalanya cuma berisi tugas, tugas, tugas, deadline, deadline, busy, busy, busy, …. (tahu-tahu) Dead!

***Ane ngerasa punya salah satu sifat kayak di atas gan. Terus apa yang mesti ane lakuin?***
Quote:Tipsnya, agan bisa ubah prinsip 3H-nya menjadi Honored, Humble, Happy.
Quote: 1. Honored (terhormat)

Honored
Sebagai manusia, kita harus mulai belajar menghargai diri kita sendiri. Hormati segala kelebihan beserta kekurangan kita karena itu satu paket. Kita tidak bisa memilih-milih untuk selalu sempurna dan tanpa cela. Apapun pekerjaan yang kita jalani, selama itu halal, berkah, dan bermanfaat bagi orang lain, maka pekerjaan itu berhak kita perjuangkan. Semoga semua itu bisa mengantarkan kita menjadi pribadi yang terhormat.

Quote:2. Humble (rendah hati)

Humble
Daripada sombong, jauh lebih baik menjadi pribadi rendah hati. Orang yang rendah hati akan selalu friendly, loyal, dan diterima di lingkungan mana pun. Trust me. Sekalinya kita bersikap arogan, bahkan memandang remeh teman kerja atau orang lain, maka saat itu pula kita ngejatuhin martabat diri kita sendiri. Coba deh lihat orang yang arogan dan sok tahu. Lagaknya nggak butuh bantuan siapa2. Lagaknya bisa ngeremehin orang-orang yang dipandangnya lebih rendah dari dia. Tapi begitu si arogan ini kena batunya, butuh bantuan ini itu, akhirnya barulah dia ngemis-ngemis minta bantuan orang di sekitarnya. Emoticons

Sementara orang rendah hati, bisa dengan mudah bergaul dengan lingkungannya. Kalo butuh apa-apa, orang lain nggak akan segan bantu dia karena si rendah hati ini nggak pernah memandang rendah siapapun. Justru sebaliknya si rendah hati akan selalu melihat orang lain sebagai objek amal kebajikan dan guru yang mengajarinya banyak hal tentang kehidupan.

Quote:3. Happy (bahagia)

Happy
Nah, muara dari semua sikap positif tadi adalah kebahagiaan bagi diri pribadi dan lingkungan sosial kita. Karena orang yang benar-benar bahagia adalah orang yang ikhlas berbagi kebahagiaannya dengan orang lain. Jadi orang yang benar-benar bahagia tidak akan mungkin mengejar kebahagiaan dengan cara-cara yang merugikan orang lain. Dia tidak hanya memikirkan kebahagiaan untuk dirinya sendiri, tapi juga kebahagiaan untuk orang-rang yang dikasihinya. Emoticons

Sementara orang yang hanya mikirin kebahagiaan dirinya sendiri, selamanya akan dikejar-kejar kecemasan, rasa takut miskin, takut kalah, kikir dalam memberi sesuatu, hingga akhirnya hidupnya sendiri malah jadi tidak tenteram. Jika kita sudah berbahagia, maka jangan lupa, kita hendaknya selalu ingat untuk bersyukur kepada Tuhan, karena sungguh, bukan karena kuat dan hebatnya kita semata yang bikin kita bahagia, tapi ada campur tangan Tuhan di dalam setiap fase kehidupan yang kita jalani ini.

Selain itu . . .
Quote:Yang terpenting agan harus menjadi pribadi yang kekinian dan kedisinian. Maksudnya agan harus membangun kesadaran bahwa agan sekarang (now) berada di sini (here). Fokus agan adalah saat ini dan di sini. Jangan biarin pikiran agan melayang-layang ke masa depan yang belum tentu agan dapetin, atau mencemaskan masa depan yang entah seperti apa jadinya. Agan cuma perlu fokus kalo agan SEKARANG (nowness) ada DI SINI (hereness). Berencana di awal emang penting, tapi pas pelaksanaannya agan harus beneran fokus, ga usah mikir/cemasin rencana yang lain.

Right Here, Right Now
Gambaran sederhananya, kalo misal agan lagi ngerjain PR di kamar, yaudah, agan khusyuk aja ngerjain PR. Kalo pun nanti malam agan punya janji mau nonton bola sama temen, itu urusan nanti. Agan harus fokusin kesadaran bahwa agan SEKARANG ngerjain PR DI SINI (di kamar). Jangan sampai ketika ngerjain PR, pikiran agan malah ngelayap mikirin nanti malam mau apa, pake baju apa, bawa uang berapa, dll. Itu semua urusan nanti. Jangan sampai urusan janjian malah bikin agan nggak fokus ngerjain PR. Kan agan sendiri ntar yang rugi.

Contoh lainnya banyak. Misal agan lagi di kantor, sibuk ngerjain tugas perkantoran yang bejibun, tahu-tahu turun hujan. Pikiran agan udah gak fokus ke pekerjaan karena mikirin jemuran agan yang gak kering-kering. Atau mungkin agan gak fokus karena mikirin anak yang sakit, atau istri yang nunggu jemputan, dll. Intinya segala sesuatu yang membuat agan nggak fokus pada prinsip DISINI dan SAAT INI sebisa mungkin harus agan kelola agar tidak sampai mengganggu pekerjaan yang sedang agan lakuin sekarang.

* * *
Yap itu aja thread sederhana dari ane. Semoga bermanfaat. Ane bikin thread ini juga buat self reminder, biar kita semua tetep inget untuk apa sebenernya kita hidup di dunia ini. Agar kita tidak mudah terbawa arus sampai-sampai lupa mensyukuri setiap anugerah yang Tuhan beri Emoticons Jika berkenan silahkan kasih Emoticon boleh juga dishare asal mencantumkan sumber linknya.

Spoiler for sumber:
buku "Psikologi Kebahagiaan" Komarudin H.;
Robert Holden Facebook Page
gambar: bing Emoticons

Source: http://kask.us/igRtH
ReveneuHits