Java Major

Pulau Terbesar Di Dunia Menurut Marco Polo Adalah Pulau Jawa

Tags: Knowledge - Geography - History - Interest - Design - Lifestyle - Traveling - Activity - Mystery
iiii.iiii.iiii
UserID: 5152312
Indiae Orientalis
Welcome
Quote:Indiae Orientalis
Indiæ Orientalis, insvlarvmqve adiacientivm typvs

Quote:Abraham Ortellius, kartografer dan geografer sohor asal Belgia, pernah menerbitkan selembar peta berjudul Indiæ Orientalis pada 1570.

Peta itu menggambarkan wilayah Asia Tenggara berikut dengan keletakan pulau-pulaunya.

Dia merupakan kartografer pertama yang berpendapat bahwa awalnya benua menjadi satu kemudian terpecah-pecah hingga menemui wujudnya seperti sekarang.

Lantaran minimnya informasi dari penjelajah, Ortellius menampilkan Pulau Jawa berbentuk bulat dengan sisi selatan yang cembung. Bahkan dalam peta itu Pulau Jawa sekitar dua kali lebih luas ketimbang Borneo (baca: Kalimantan).


Indiae Orientalis
Perbesar Gambar (Klik)

Quote:Sementara peta Asia Tenggara karya kartografer Willem Lodewijcksz, yang terbit pada 1598, menampilkan Jawa yang tidak utuh lantaran sisi Selatannya terpotong oleh pembatas bingkai bawah. Tampaknya Lodewijcksz dengan sengaja menyembunyikan kemisteriusan Jawa.

Pertanyaan tentang seperti apakah sisi Selatan Jawa yang muncul di peta-peta kuno tak mampu dijawab oleh para kartografer lantaran tidak tersedianya informasi yang cukup pada saat itu.

Mereka merupakan kartografer yang hanya mendengar kisah-kisah para petualang yang pernah merintis penjelajahan ke dunia Timur.


Willem Lodewijcksz Map
Perbesar Gambar (Klik)

Quote:Salah satu petualang asal Venesia yang tersohor dan kerap menjadi referensi para kartografer adalah Marco Polo. Dia berkisah tentang perjalanannya ke Asia Tenggara pada abad ke-13.

Meskipun banyak pihak meragukan kisah perjalanannya, beberapa kartografer abad ke-16 dan ke-17 tetap menggunakan toponimi dari pemberian Marco Polo.

Celakanya, Marco Polo juga memberikan penggambaran yang absurd tentang Jawa. Populer dengan nama Java Major “Pulau terbesar di dunia,” demikian bentuk Jawa menurut Marco Polo yang berdasar dari “testimoni pelaut-pelaut yang tahu banyak tentang hal itu.”

Para penjelajah Portugis yang menyambangi Nusantara sebelum kedatangan Belanda, punya persepsi sendiri tentang Jawa.

Berdasar kisah penghuni pulau tersebut mereka mendapatkan informai bahwa di tengah pulau terdapat gugusan gunung yang melintang dari Barat ke Timur.

Keadaan geografi itu telah menghentikan komunikasi antara kawasan pantai Utara dan Selatan. Akibatnya, pelaut Portugis mengurungkan niat untuk segera menjelajahi sisi Selatan pesisir Jawa.

Quote:Misteri rupa pesisir Selatan Jawa terpecahkan pada 1580. Francis Drake, seorang pelaut dan politikus Inggris yang mengelilingi dunia pada 1577 sampai dengan 1580, berjejak di pesisir Selatan Jawa.

Seusai menjelajahi kepulauan Maluku dan melewati celah Timor, Drake dan krunya menyusuri jalur Selatan dan mendarat di suatu tempat di pesisir Selatan Jawa—tampaknya Cilacap.

Kemudian peta berjudul Insulæ Indiæ Orientalis karya kartografer Jodocus Hondius terbit pada 1606. Dia menggambar pesisir Selatan Jawa hanya dengan garis putus-putus, namun menyisakan garis tegas yang membentuk teluk untuk kawasan pelabuhannya.


Java Major

Hondius menorehkan catatan kecil di titik tersebut, “Huc Franciscus Dra. Appulit,” yang menandai tempat Drake membuang sauhnya.

Sejak terbitnya peta Hondius itu, misteri rupa pesisir Selatan Jawa mulai terungkap. Peta-peta setelahnya memberikan gambaran utuh tentang sebuah pulau yang pernah populer di kalangan penjelajah samudra dengan nama Java Major.

Quote:Insulae Indiae Orientalis
Perbesar Gambar (Klik)

Peta Asia Tenggara Insulæ Indiæ Orientalis karya kartografer Jodocus Hondius terbit tahun 1606. Dalam peta ini Hondius membuat catatan berlabuhnya Francis Drake di Cilacap, menandai berakhirnya teka-teki rupa pesisir selatan Jawa, juga bentuk sesungguhnya pulau itu

Quote: Quote:Update 1:

Java Major

Peta Jawa masa awal abad 17 yang dibuat jaman Belanda ketika Belanda baru mendarat pertama kalinya di Batavia (baca: Jakarta sekarang), dimana hanya pantai Utara dari Pulau Java yang dikenali dengan baik

Java Major

Quote:Update 2: Peta Jawa dengan detail yang mendekati aslinya dan dengan gambaran pesisir Selatan yang akurat dibuat kemudian oleh Henri Chatelain pada tahun 1718: Carte de l'Ile de Java: Partie Occidentale, Partie Orientale, Dressee tout Nouvellement (Map of the island of Java: Part Western, Eastern Part, all newly compiled)

Map of the island of Java
Perbesar Gambar (Klik)

Quote:Update 3: Peta Pulau Jawa yang lebih akurat lagi dibuat oleh Dr. F. Junghuhn pada tahun 1860 dan diperbaiki lagi pada tahun 1866

Java Map
Perbesar Gambar (Klik)

Java Map
Perbesar Gambar (Klik)

Java Map
Perbesar Gambar (Klik)

Quote:Update 4: Peta jalur kereta api di Pulau Jawa yang dibuat pada tahun 1893

Java Map
Perbesar Gambar (Klik)

Quote:Update 5: Gambaran Pulau Jawa sebagai Pulau Terbesar dibuat oleh Guillaume Le Testu pada tahun 1555, di tulis dalam laporannya berjudul Cosmographie Universelle selon les Navigateurs, tant anciens que modernes. Le Testu menggambarkan sebuah pulau besar (atau benua) yang disebutnya sebagai Jave la Grande (Java Major or Great Java) yang disebutkan oleh Marco Polo.

Java Major
Perbesar Gambar (Klik)

Perbandingan Peta Jave la Grande dari Dieppe Maps terbitan Prancis pada abad ke 16 dengan peta modern:

Jave la Grande
Perbesar Gambar (Klik)

Quote: Sumber:
Code:
https://www.indonesianhistory.info/pages/seventeenth-century-and-earlier.html
http://nationalgeographic.co.id/berita/2013/07/rupa-pulau-jawa-bingungkan-penjelajah-samudra-abad-ke-16
https://en.wikipedia.org/wiki/Guillaume_Le_Testu
https://en.wikipedia.org/wiki/Jave_la_Grande
https://id.wikipedia.org/wiki/Java_la_Grande

Kamus Singkat:
  • Kartografer adalah orang yang ahli membuat peta

Quote: Tambahan Informasi Pendukung:

Jalur Pelayaran Marco Polo

Spoiler for Jalur Marco Polo & Ibn Battuta:
Marco Battuta Travels

Spoiler for Wikimedia Commons:
Wikimedia Commons

Spoiler for Ensiklopedia Britannica 1998:
Marco Polo Travel

Quote: Komentar bermutu dan bermanfaat:

Spoiler for Open:
Quote:Original Posted By netloader
nih, ane sumbang lagi gambar baru

Java Major
yg jawa bagian selatan blank Emoticons
cman diisi ama deretan pegunungan Emoticons

Quote:Original Posted By masdjaloe
Biarpun tidak akurat, tapi orang jaman dulu hebat juga ya gambar peta bisa (hampir) mendekati mirip padahal cuma modal cerita sama mengelilingi pulau / benua itu saja. Jadi bayangin ane sendiri kalau di ajak muter2 mengelilingi pulau jawa 10 kali pun mungkin juga belum tentu bisa menggambarkan bentuk pulaunya seperti apa Emoticons

Btw, bisa jadi di tahun 1500an pelaut masih sedikit yang berani mengarungi laut selatan jawa, bisa jadi karena jaman dulu sudah terkenal berombak besar kali ya Emoticons selain juga karena masih terbatasnya ukuran dan teknologi kapal waktu itu sehingga mereka hanya berani berlayar menyusuri pantai utara saja Emoticons

Quote:Original Posted By byu1507
mistery island,
kalau denger cerita dari buyut2, pulau jawa itu representasi dari asia tenggara, semua hal yang ada di seluruh asia tenggara ada di pulau jawa
contoh aja mulai batubara sampe minyak bumi, dari buah2an yang aneh2 sampe yang umum ditemui sebenernya ada di pulau jawa, cuma karena modernisasi mungkin udah mulai punah... cmiiw

Quote:Original Posted By GM07
hmmm... ternyata dulu pantai selatan jawa masih misteri.
bisa dimaklumi sih, karena penjelajah barat umumnya melalui rute yg udah ada sebelumnya.
jadi, dr malaka, ke batavia, terus lanjut pantura.
selatan jawa jadi belum terlalu diekspos, apalagi di selatan jawa ada samudra.

Quote:Original Posted By selatan.jaya
marco polo gak pernah sampai ke perarian selatan jawa gan.. dan pada masa itu indonesia dianggap sebagai ujung dunia gan.. baru2 aja terakir orang2 menemukan kenyataan ada australi di seberang selatan indonesia..
makanya beliau asal tebak aja gan... badak cula satu aja dibilang unicorn.. Emoticons

Quote:Original Posted By mugiwaraluffy12
Sebagai tambahan gan.
Jawa dan juga Indonesia sudah terkenal dari jaman dulu dimana ahli astronomi dan geografi Yunani, Claudius Ptolemy menamai pulau Jawa sebagai Pulau besar Labadiu atau Jabadiu yang disebutkan dalam Ptolemy Geographia (tahun 150). labadiu dikatakan berarti "pulau beras", kaya akan emas, dan memiliki kota perak disebut Argyra di ujung barat. Nama mengindikasikan Jawa. Kata ini berasal dari nama Hindu Yawa-dwipa (Javadvipa).
Berbagai catatan kuno bangsa India menamai pulau Jawa sebagai Javadvipa (Pulau Padi). Bangsa India juga menamai pulau Sumatera sebagai Suvanadvipa (pulau emas) dan pulau Bangka sebagai Rupvaka dvipa (pulau Perak). Selain itu juga dikenal nama Dwipantara (Kepulauan Tanah Seberang), nama yang diturunkan dari kata dalam bahasa Sanskerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang) (Ada yang menarik yaitu pada Kisah Ramayana yang diceritakan salah satu pujangga menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa (Pulau Emas, diperkirakan Pulau Sumatera sekarang, namun para ahli bahasa lebih cenderung mengartikan Pula Jawa).
Bangsa Tionghoa dulu menyebut kawasan Indonesia sebagai Nan-hai (Kepulauan Laut Selatan) atau Nanyang (Daerah di Laut Selatan).
Bangsa Arab menyebut wilayah kepulauan kita sebagai Jaza'ir al-Jawi (Kepulauan Jawa) atau Jawi. Nama Latin untuk kemenyan, benzoe, berasal dari nama bahasa Arab, luban jawi ("kemenyan Jawa"), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon Styrax sumatrana yang dahulu hanya tumbuh di Sumatera. Sampai hari ini jemaah haji kita masih sering dipanggil "orang Jawa" oleh orang Arab, termasuk untuk orang Indonesia dari luar Jawa sekali pun.
Bangsa-bangsa Eropa modern (Portugis, Spanyol, Belanda, dan Inggris) beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari orang Arab, Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya dinamai Hindia. Jazirah Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara dinamai "Hindia Belakang", sementara kepulauan Indonesia dinamai nama Kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien) atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales). Nama lain yang kelak juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu" (Maleische Archipel, Malay Archipelago, l'Archipel Malais) yang lebih sering digunakan Inggris. Unit politik yang berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi Nederlandsch-Indie (Hindia-Belanda).
Salah satu pejuang bangsa keturunan kulit putih, Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah memakai nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu "Insulinde", yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (dalam bahasa Latin "insula" berarti pulau). Nama "Insulinde" ini selanjutnya kurang populer, walau pernah menjadi nama surat kabar dan organisasi pergerakan di awal abad ke-20.
Nama Indonesia mulai dikenal dan populer ketika ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865) menulis artikel On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations ("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-Polinesia"). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name), sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani berarti "pulau"). Kemudian ketika James Richardson Logan menulis artikel The Ethnology of the Indian Archipelago ("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal tulisannya, Logan juga ikut menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan yang sekarang dikenal sebagai Indonesia, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Sejarah berlanjut ketika Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah biro pers dengan nama Indonesische Persbureau. Nama Indonesisch merupakan pelafalan bahasa Belanda untuk "Indonesia".
Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa Indonesia di Handels Hoogeschool (Sekolah Tinggi Ekonomi) Rotterdam, organisasi pelajar dan mahasiswa asal Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama Indische Vereeniging) berubah nama menjadi Indonesische Vereeniging atau Perhimpoenan Indonesia. Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Dan akhirnya nama "Indonesia" lah yang dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa, dan bahasa pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928 yang dihadiri oleh organisasi pemuda Indonesia yang ada pada waktu itu, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Sekar Rukun, PPPI, Pemuda Kaum Betawi, dll, yang kemudian mengikrarkan Sumpah Pemuda yang berisi pengakuan terhadap Tanah Air satu, Berbangsa satu dan menjunjung bahasa persatuan nasional yaitu INDONESIA

Quote:Original Posted By indonsia.hebat
peta abad 17an

indramayu masih bernama dermayu
banyuwangi masih bernama blambangan

Quote:Original Posted By silentjan
Kemampuan menggambar peta sejalan dengan kemampuan navigasi (barat). Koordinat bisa ditentukan berdasarkan letak/sudut benda langit, garis-garis tidak asal dibuat. Jadi jangan salah mengira membuat peta hanya rekaan saja. Ilmunya sudah dari dulu dikuasai bahkan dari sejak zaman Yunani kuno.

Dan untuk masalah penjelajahan, pelaut-pelaut Nusantara lebih dahulu menjajaki dunia daripada pelaut Eropa, meski dengan navigasi yang sedikit berbeda. Pesisir Selatan Jawa adalah perairan ramai di zaman Majapahit. Bahkan Australia Utara termasuk wilayah patroli angkatan laut Majapahit (berdasar bukti arkeologis di temukannya cetbang di benua ini). Dan kapal-kapal dari Sulawesi juga berdagang sampai ke sini.
Bahkan Madagaskar dan Afrika juga bukan tempat asing bagi pelaut Nusantara, setidaknya sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Sementara di masa yang sama, orang Eropa masih berkutat pada tahayul.
CMIIW

Quote:Original Posted By richmanvd
ane mahasiswa geology gan, secara geology, proses bumi berubah bentuk itu gak makan waktu ratusan tahun gan, butuh waktu ratusan ribu tahun bahkan sampai jutaan tahun. klo meliat dari angka2 yg menunjukkan tahun pembuatan petanya, sy bs pastikan pulau jawa dan semua pulau besar yg ada skarang itu bentuknya secara umum masih sama dengan tahun2 yg ente sebutin semua itu.
jd gak bener klo segitu besarnya pulau jawa. klo butuh kondisi bumi bumi dari masa ke masa secara geology, bisa buka di google, dstu banyak yg memberi pencerahan. klo mau dari gua jg silahkan, inbox aja. supaya gak telat n trlalu menganggap temuan itu benar makanya ane klarifikasi dulu. dan saya yakin semua anak geology akan ngebantah hal ini.
thx

Quote:Original Posted By arkznoids
wah baru tau kalo indonesia dulu dianggap ujung dunia Emoticons
btw, mu gkin karena dulu dianggap pulau paling besar di dunia. jadi banyak pengunjung yang datang ke pulau jawa dan menetap karena berfikiran, pulaunya ga akan penuh
padahal skrg pulau jawa udah penuh ya. malah borneo yg lebih besar sepi -_-

Quote:Original Posted By hudavic
Peta Jawa Dwipa

ini peta jawa dwipa menurut cerita sejarah jawa... dulu gunung muria itu sebuah pulau vulkanik.

Java Major: Menurut Marco Polo Pulau Terbesar di Dunia Adalah Pulau Jawa
Source: http://www.kaskus.co.id/thread/565bbb1896bde6b7398b4573/asal-usul-pulau-terbesar-di-dunia-menurut-marco-polo-adalah-pulau-jawa Category:
Best Article
ReveneuHits