Sejarah, Konsep dan Perkembangan dari Tunnel Boring Machine DestinyTriangle-822067 |
---|
Terima kasih sebelumnya sudah mampir ke Thread saya. Disini saya ingin memperkenalkan dan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai Shield Tunneling sebagai salah satu metode yang digunakan pada Tunnel Boring Machine. Semua isi dari thread ini merupakan hasil pemaparan dari blog saya : http://inner-momment.blogspot.sg/ dengan sumber dari berbagai referensi , jurnal, dan sedikit pengalaman saya. Semoga dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Quote:Mungkin kita berdecak kagum ketika melihat proses pembuatan Terowongan dengan menggunakan Tunnel Boring Machine, sebuah mesin bor besar berbentuk silinder dengan cutterhead diujungnya yang berfungsi menggerus tanah yang ada didepannya.
Tapi tahu gak sebenernya metode pembuatan terowongan seperti konstruksi MRT JAKARTA dengan konsep TBM ini awal mulanya sudah ditemukan 200 tahun lalu dan ide awal ditemukan metode ini unik berasal dari cacing. Selain itu juga TBM gak selamanya bentuknya silinder loh.... Nah berikut gwa mencoba paparkan sejarah awa, konsep hingga perkembangan inovasi Shield Tunneling.
Quote:Konsep TBM Awalnya Berasal dari Cacing
Shield Tunneling merupakan pengembangan metode dari penggalian terowongan pada tanah lunak yang terletak di bawah sungai. Konsep ini pada mulanya ditemukan oleh Mark Brunel. Mark Brunel adalah seorang engineer berkebangsaan Prancis yang menetap di Inggris dan dengan cepat dia berhasil membuat dirinya menjadi salah satu insinyur yang menonjol di Inggris. Mark Brunnel menemukan ide konsep Shield Tunneling ketika dia melihat sebuah lubang yang dibuat oleh cacing kayu (shipworm).
Teredo Navalis - Cacing Kayu
Pada tahun 1818, Brunel dianugerahi paten dari hasil temuannya tersebut dan penerapan metode konstruksinya dilakukan pada terowongan Thames di London pada tahun 1825. Konsep dasar yang dia terapkan adalah pemasangan sebuah rigid frame (shield) yang menembus tanah lunak dengan bantuan dongrak pendorong. Rigid frame berfungsi sebagai pelindung dari tanah agar tidak runtuh. Pelindung ini memiliki bentuk persegi dengan bahan terbuat dari baja. Dengan mengulang proses jacking kemudian membangun struktur penyokong, maka penggalian dapat diteruskan. Terowongan Thames memiliki panjang 396 m dan menghubungkan Rotherhithe dan Wapping.
Spoiler for Marc Brunel's Thames Tunnel Shield:
Konsep Shield Tunneling ini kemudian di desain ulang oleh Peter W. Barlow dan dikembangkan oleh muridnya James Henry Greathead, dimana dia membuat metode shield tunneling berbentuk lingkaran pada pembuatan Tower Subway pada tahun 1869. Penggunaan segment baja, pengurukan, dan penyuntikan digunakan oleh Greathead dalam pekerjaannya. Metode ini yang menjadikan prototipe dari metode pelindung yang kita gunakan sekarang. Penggunaan tekanan udara juga dipelajari pada pekerjaan Terowongan Woolwich yang terletak dibawah sungai Thames tahun 1876. Walaupun metode ini tidak digunakan sepenuhnya hingga akhir pekerjaan. Greathead juga menyusun rencana untuk menggunakan air dalam penggalian tanah dan stabilisasi pada muka terowongan.
James Henry Greathead Shield
Sistem ini juga digunakan oleh Greathead pada pembuatan terowongan Waterloo dan City Railway yang dibuka pada tahun 1898. Hingga hari ini metode pelindung terowongan (Shield Tunneling) masih mengadopsi metode dari Greathead.
Shield Tunneling Waterlooo & City Railway
Quote:Perkembangan Shield Tunneling di Jepang
Terowongan pertama yang dibangun di Jepang dengan menggunakan metode perisai pelindung (Shield Tunneling) adalah terowongan Oriwatari (1438 m) pada jalur Uetsu dimana Shield-Machine (sebutan lain TBM) dengan ukuran 7.4 m digunakan dalam konstruksi. Akan tetapi, Shield-Machine tersebut sulit untuk dikendalikan dan hanya mencapai penggalian sepanjang 184 m selama konstruksi. Shield Tunneling di Jepang juga dilakukan pada proyek terowongan Tanna dan juga konstruksi terowongan Kanmon (7.2 diameter).
Metode perisai pelindung pertama di Jepang - Shield Machine Terowongan Oriwatari
Digali dengan menggunakan Shield-Machine 7.2m
Di Jepang, Penggunaan metode konvesional dengan tipe terbuka digunakan pada Kakuozan Subway, Nagoya pada tahun 1960 dan Saluran air di Tokyo pada Tahun 1962. Pada titik ini, Jepang mengalami ketertinggalan dalam pengembangan dan inovasi teknologi Shield Tunneling. Bagaimanapun juga, dengan meningkatnya permintaan dan kebutuhan yang mendesak pada konstruksi terowongan, penelitian mengenai pengembangan metode Shield Tunneling menjadi lebih aktif. Pada tahun 1963, sebuah mesin perisai (Mechanical Shield) digunakan pada konstruksi saluran air di Oyada, Osaka. Di tahun 1964, sistem slurry digunakan untuk menstabilkan tekanan permukaan terowongan, juga penggalian dengan dongkrak (pipejack) digunakan.
Quote:TBM sperti Proyek MRT Jakarta tidak selamanya Silinder
Quote: 1. Multi-Circular Face (MCF) Shield Method
Konstruksi Shield-Tunnel lebih stabil untuk terowongan jalur tunggal paralel dibandingkan terowongan jalur ganda, akan tetapi hal ini membutuhkan area yang lebih luas. Multi-face shield dengan menggabungkan dua buah mesin bor dikembangkan pada tahun 1988 dan digunakan untuk menggali sepanjang 623 m pada terowongan Kyobashi, Jalur Keiyo.
Multi-face Shield Machine (1998) - Tabung-O-Ganda (Double-O-Tube) shield machine dikembangkan untuk konstruksi terowongan jalur ganda dengan area potongan yang lebih kecil.
Metode MCF shield menempatkan CutterHeads (Cakram Pemotong) yang saling overlapping pada Shield Machine dengan titik longitudinal yang berbeda. Hal ini membuat mesin mampu menggali terowongan dengan lebar potongan yang lebih panjang pada arah horizontal (atau dengan tinggi potongan yang lebih pendek untuk arah vertikal).
Terowongan dengan menggunakan Multi-Face Shield Machine
Dengan menyambungkan dua atau tiga bagian lingkaran atau penampang yang dipasang secara vertikal maupun horizontal, bisa menawarkan terowongan dengan beragam penampang dibandingkan hanya sebuah lingkaran. Hal ini memungkinkan dilakukan konstruksi secara simultan untuk dua buah terowongan dengan memanfaatkan lahan yang sempit. Bahkan untuk kasus untuk area vertikal terbatas karena terdapat bangunan existing, metode MCF potongan koneksi horizontal bisa diadopsi untuk penggalian.
Spoiler for Perbandingan Terowongan Sistem MFC dengan Konvensional:
Quote: 2. Enlargement Shield Tunneling Method
Metode ini dimulai dengan memperbesar perisai (Shield) dari penentuan titik awal pada jalur terowongan dan menggali secara longitudinal untuk memperbesar penampang dari terowongan. Penampang bisa diperbesar sesuai dengan panjang yang dinginkan terhadap area yang digunakan.
Enlargement Shield Machine tipe Slurry
Spoiler for Mekanisme Metode dari Enlargement Shield Tunneling:
Quote: 3. Rotating Shield Method
Metode pembuatan terowongan segala arah yang dapat meningkatkan efisiensi dalam konstruksi. Karakteristik dari metode ini adalah :
- Menggunakan vertical shaft yang rapat (lubang vertikal sebagai area tempat TBM pertama kali dioperasikan)
- Akselarasi pada penggerak
- Lebih ekonomis untuk kedalaman besar
- Memiliki keamanan yang baik untuk kedalaman besar
Konstruksi saluran air kotor Bandai - Hannan
(Vertical-to-Horizontal Shield Machine)
Shield Diameter
Vertical diameter : 5.90 m
Horizontal diameter : 4.20 m
Type : Slurry shield (Vertical) - Earth Pressure Balance (Horizontal)
Konstruksi Saluran air kotor Shimoji
(Horizontal-to-Horizontal Shield Machine)
Shield Diameter
Vertical diameter : 3.93 m
Horizontal diameter : 2.680 m
Type : Slurry shield
Spoiler for Mekanisme Pengerjaan Terowongan:
Quote: 4. DPLEX Shield Method
Metode DPLEX dikembangkan di Jepang pata tahun 1990 dan metode ini memungkinkan untuk menggali terowongan dengan berbagai bentuk. Metode ini menggunakan rangka pemotong (cutter frame), dimana di support secara eksentris dengan beberapa poros engkol (multiple crank shaft). Dengan memutar poros pada arah yang sama, Cutter Frame berputar secara paralel dan memotong penampang galian yang mirip dengan bentuk Cutter Frame itu sendiri.
Skema Mekanisme DPLEX Shield Method
Spoiler for Kelebihan:
Quote: 5. DOT Tunneling Method
Pada umumnya DOT Tunneling method memiliki kesamaaan dengan Multi-Circular Face Method, hanya yang berbeda pada sistem Cutterhead-nya. Mekanisme yang diterapkan pada DOT Tunneling Methode adalah dimana Shield Machine dengan Cutterhead berbentuk jari-jari (jeruji) yang diposisikan pada bidang yang sama untuk potongan ganda. Cutterhead disinkronisasikan bergerak berlawanan arah agar tidak saling berbenturan.
Hirosima Astram Line (Jalur Sistem Trasnportasi)
Penampang : Lebar 10.69 dan Tinggi 6.09
Konstruksi Fase 3 - Saluran Air Kotor Utama No. 2 di kota Narashino
Penamapang : Lebar 7.65m dan Tinggi 4.45 m
Konstruksi dari Chayagasaka Jalur Bawah Tanah Nagoya No.4
Penampang : Lebar 11.12 m dan tinggi 6.52
Quote: 6. Horizontal & Vertical variation Shield-Method
Mekanisme saat Tunnel Driving (Proses Pembuatan Tunnel):
- Cross Articulation System
Sistem ini menyambungkan dua buah badan depan TBM dengan arah saling berkebalikan dan membuat bagian badan mesin bergerak maju dengan arah yang berbeda. Sistem ini memungkinkan Shield Machine menghasilkan gaya secara berputar dan bergerak secara spiral.
Cross Articulation System
- Segmen Terintegrasi (Integrated Segment)
Tunnel berbentuk spiral dapat dilaksanakan dengan menggunakan integrated segment pada penampang dimana dua buah tunnel digabungkan dan memuntir. Segmen untuk Tunnel tunggal biasa juga dapat digunakan untuk pelaksanaan tunnel terpisah.
Integrated Segment
Spoiler for Karakteristik:
Quote: 7. Wagging Cutter Shield Tunneling Method
Mekanisme penggalian :
1. Penampang Potongan yang Fleksibel
Tunnel dengan berbagai penampang dapat dilaksanakan dalam konstruksi.
2. Compact Shield Tunneling Machine
Tunnel berbentuk persegi dapat dilaksanakn dengan menggunakan mekanisme penggalian yang sederhana. Berat dan panjang dari Shield Machine dan biaya dapat dikurangi dengan menggunakan hydraulic jack.
3. Lapisan Struktur pada Tunnel Persegi
Lapisan dari Shield Tunnel persegi memiliki lapisan struktur yang efektif. Pada bagian terluar tunnel dipasang struktur komposit baja beton terdiri dari cangkang baja yang berfungsi sebagai bagian penahan tarik. Dan pada dalamnya berupa struktur beton bertulang.
Penggunaan cangkang baja tidak hanya digunakan sebagai temporary lining saat pekerjaan sementara tetapi juga dapat digunakan sebagai struktur tunnel utama hingga penyelesaian proses pembuatan tunnel lining, dan hal tersebut dapat memberi keuntungan dalam pengurangan biaya konstruksi.
Spoiler for Karakteristik:
Source: http://kask.us/ikx50 |
---|